Minggu, 05 Februari 2017

Di sepertiga

Jejak puisi memeluk sepi di antara
aksara berbicara menjelma rasa
gelisah mengetuk tiba tiba
hingga dzikir ayam memukul sang gulita tanpa suara
di sepertiga.

Harap berderap merayap menyeru pada gelap
lalu puisi merindui merangkum luka dan lupa
pada detak yang bergerak menjejak
tak peduli pada gejolak seorang anak manusia
merunduk tapi tak khusyuk
di sepertiga.

Tetes terkecup tanpa ragu di muka
penyair meringkuk bersama puisinya di antara
hati yang tertusuk meronta
 merapal pinta
di sepertiga.

Lihat punggung rapuh yang dulunya tangguh
dan mata redup enggan menutup
penyair dan puisinya kini gemetar keluar menuju latar
rupanya mereka tersabit usia tua
hanya menunggu senja bersambut duka
dan mereka tak lagi bisa berjumpa
di sepertiga.

Malang
Sya'ban 1437 H

0 komentar: